Bandung, Sekilasbandungraya.com – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M, dalam orasi ilmiahnya menyampaikan, “Peran Mahasiswa Dalam Sistem Pertahanan Yang Bersifat Semesta”.
Hal itu dibenarkan Kapendam III/Slw Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto, disela-sela kegiatan mendampingi Pangdam III/Slw pada kunjungan kerja Presiden RI Ir. Joko Widodo, di Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran No. 156, Cicendo Bandung, Senin (17/1/2022).
Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto mengatakan, penyampaian itu pada acara Dies Natalis ke- 61 Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon tahun 2022, bertempat di Auditorium Kampus 1 Universitas Swadaya Gunung Jati, pada Minggu 16 Januari 2022 kemarin. Pasalnya, Kasad selaku Pembina Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ).
Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto, lanjut dalam orasinya, bahwa menurut Pembina YSPGJ, di era diskrupsi telah terjadi inovasi dan perubahan-perubahan besar-besaran, secara fundamental mengubah sistem tatanan yang ada ke cara baru yang cenderung menggunakan teknologi dunia maya sebagai kelompok utamanya.
Penggunaan internet di Indonesia saat ini mencapai 175,4 juta orang dengan penggunaan waktu rata-rata selama 7 jam 59 menit per hari, rata-rata focus perhatian dari generasi milenial hanya sekitar 12 detik bahkan, untuk generasi Pasca milenial hanya 8 detik.
“Generasi milenial saat ini selalu menginginkan sesuatu yang instan, mudah, dan ingin serba cepat. Semuanya ini mereka dapatkan melalui media internet. Padahal menurut Kasad, sebagian itu mengandung kebohongan bahkan dapat menjadi kebenaran hanya dengan memainkan emosi dan perasaan. Hal ini, tentunya dimanfaatkan oleh kelompok atau golongan,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Kasad ilustrasi ceramah yang disampaikan oleh Habib Ali Al-Jufri yang berasal dari Negara Yaman berdakwah dengan tata cara ajaran Rosulullah SAW, dengan mengedapankan ahlaq. Dakwahnya diterima diseluruh kalangan diberbagai dibelahan dunia.
Selaras dengan itu, dalam menghadapi ancaman yang semakin komplek ini, maka dibangunlah suatu sistem pertahanan yang bersifat semesta,” terangnya.
Lanjutnya, Sishanta tidak hanya menjadi domain TNI saja, melainkan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya yang diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut dalam menghadapi segala ancaman.
“Tidak boleh terkotak-kotak dalam kepentingan kelompok. Harus memiliki komitmen, loyalitas dan integritas untuk kepentingan masyarakat dan negara,” tandasnya.
Diakhir orasi ilmiahnya, Jenderal TNI Dudung Abdurachman berpesan kepada seluruh peserta agar menghormati perbedaan, bangun semangat untuk bersatu, kobarkan semangat rela berkorban dan pantang menyerah, tumbuhkan optimisme dan percaya diri, tumbuhkan nasionalisme dan harga diri.
Sumber : Pendam III/Siliwangi