Ketua FPRB Kota Bandung Terkait Persiapan Hari Kesiapsiagaan Bencana di Kota Bandung

Berita102 Dilihat

Bandung, Sekilasbandungraya.com – Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) adalah hari yang sudah ditetapkan oleh Badan Nasional Pusat Bencana setiap tanggal 26 April sebagai momentum kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran dalam mengurangi risiko bencana.

Pentingnya pengurangan risiko bencana ini dilandasi oleh sebagian besar kondisi geografis di wilayah Indonesia rentan akan bencana. Masyarakat harus memiliki kemampuan mandiri dalam kondisi terjadi bencana.

Hal ini akan menjadi sebuah kesinambungan bersama yang bersifat tangguh pada akhirnya.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Bandung, Trio Meirdiano mengatakan, pentingnya menumbuhkan kesadaran masyarakat saat ini juga menjadi tugas bersama.

Unsur pentahelix memiliki andil yang cukup penting akan kebencanaan, Banyak aspek yang akan terdampak di Kota Bandung ketika terjadi bencana, maka di sini butuh banyak solusi yang harus disikapi oleh para pemangku kebijakan terhadap apa yang akan terjadi kedepan.

Kondisi PRA / sebelum terjadinya bencana harus dianalisa dan identifikasi secara seksama dan diperhitungkan secara matang, maka kinerja para OPD pun harus bisa maksimal dalam menyoroti dampak dari apa yang akan terjadi berikut apa yang harus dipersiapkan pada saat Pasca Bencana.

Baca Juga  Masjid Raya Al Jabbar Diresmikan, Ikon Baru Jawa Barat Kini Hadir di Kota Bandung

FPRB bersama para Dewan Pakarnya pun terus berusaha mengkaji terhadap potensi bencana yang akan terjadi di Kota Bandung. Karena masyarakat murni pun tidak cukup untuk berbuat, maka perlu kerjasama dan kolaborasi yang baik antar unsur yang ada di Kota Bandung terutama pada unsur pemeritahan Saat ini di Kota Bandung, posisi yang mengurusi mengenai Kebencanaan adalah Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana.

Diskar PB sendiri terus menginovasi awak pasukannya untuk memperluas jangkauan kapasitasnya terutama pada Bidang Penanggulangan Bencana.

Karena yang terjadi di Kota Bandung saat ini tidak hanya dalam konteks kebakaran saja, tetapi sudah merambah luas kepada banjir, longsor dan kejadian-kejadian lainnya di beberapa wilayah Kota Bandung.

Baca Juga  Kebakaran RSUD Bandung Kiwari, Sekda: Evakuasi Berjalan Lancar dan Tak Ada Korban Jiwa

Seharusnya bagian ini menjadi tugas dan fungsi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, akan tetapi BPBD di Kota Bandung belum ada, maka hal ini butuh perhatian khusus oleh pihak-pihak terkait, akan pentingnya koordinasi yang terkomando secara tepat karena ini juga menyangkut akan pelayanan kepada masyarakat, sambil mendorong dan menunggu lahirnya BPBD Kota Bandung.

Jangan sampai masyarakat memiliki kendala atau keluhan karena kondisi birokrasi yang rumit dan tumpang tindih yang menyebabkan lambatnya proses pelayanan serta penanganan di Masyarakat.

Pada hari Senin 18 April 2022 kemarin, Kang Yana Mulyana sudah dilantik dan sah menjadi Wali Kota Bandung menggantikan kepemimpinan Almarhum Mang Oded. Dalam hal ini, Kang Yana memiliki kekuatan penuh untuk meninjau ulang akan instalasi OPD dan perangkatnya, demi menunjang prestasi sustain Kota Bandung lebih baik di kemudian hari. FPRB bersama Komponennya mendukung penuh pergerakan Bapak Wali Kota Bandung untuk sama-sama meringankan kinerja segala unsur pentahelix agar fokus pada pengurangan risiko bencana di Kota Bandung.

Baca Juga  Study Lapangan, Diskominfo Semarang Kunjungi KIM Cipedes Bandung, Tingkatkan Pemberdayaan

Salah satunya di awali dengan kegiatan HKB, ini menjadi salah satu parameter kegiatan dalam mengukur sudah sampai sejauh mana kesadaran kita ketika terjadi bencana.

Selain itu adalah dengan membentuk perangkat Kelurahan Tangguh Bencana, di 151 Kelurahan Kota Bandung sebagai bagian dari solusi agar penerapan Pengurangan Risiko Bencana di Kota Bandung bisa di identifikasi lebih konkrit bersama unsur masyarakat terkait di wilayahnya.

Bencana tidak bisa kita hindari, tapi kita mempunyai upaya untuk mengurangi dampak ketika terjadi. Bencana bukan hanya alam saja, tetapi ada non – alam dan sosial.

Jangan sampai analisa bencana ini ditambah masalahnya oleh pihak – pihak tertentu yang disebabkan prilaku individu / sosial menyimpang dan ego sektoral tinggi sehingga sulit mencapai Ketangguhan di Masyarakat.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *