Kota Bandung, Sekilasbandungraya.com – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan penjualan digital di Kota Bandung mengalami peningkatan pesat saat pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada laju ekonomi di Kota Bandung dari tahun 2020 hingga akhir 2021. Jum’at (25/02/22).
Sejak terpaan pandemi Covid-19, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan penjualan digital di Kota Bandung mengalami peningkatan pesat. Peningkatan ini juga berdampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung dari tahun 2020 hingga akhir 2021 kemarin.
Hal tersebut dipaparkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah. Ia menyebut laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung saat ini bergerak di angka 3,5 persen.
“Alasannya karena peningkatan pembelian produk secara online,” terangnya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Survey Kebutuhan Konsumen Terhadap Keamanan dan Kenyamanan Sistem e-commerce, Jumat 25 Februari 2022.
Peningkatan UMKM dan transaksi perdagangan daring ini mengalami peningkatan pesat. Per tahun 2022, pertumbuhan UMKM di Kota Bandung bertambah hingga 180.000 usaha baru. Sedangkan aktivitas transaksi perdagangan daring meningkat hingga 150 persen.
Tiga produk dengan angka penjualan tertinggi di e-commerce tersebut antara lain: fesyen, makanan dan minuman, serta produk kesehatan.
“Faktor ini didorong oleh tingginya daya beli dan pergeseran masyarakat untuk membeli tanpa tatap muka,” ungkap Elly.
Sejauh ini, ada beberapa upaya yang dilakukan Disdagin Kota Bandung dalam meningkatkan dan memfasilitasi pertumbuhan UMKM di Kota Bandung.
Pertama dengan menggelar pelatihan daring. Pada 2021, Disdagin Kota Bandung memberikan pelatihan kepada 600 pelaku UMKM di Kota Bandung.
“Rencananya tahun ini akan ada pelatihan secara daring untuk 500 pelaku UMKM,” ucap Elly.
Kedua ialah Pasar Kreatif Bandung 2021 yang digelar di 9 pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Acara ini menghasilkan omzet hingga 4,29 milyar.
Tahun 2022, Pemkot Bandung melalui Disdagin akan menggelar Pasar Kreatif Bandung di 6 pusat perbelanjaan.
Selanjutnya ada Bandung Week Market. Acara ini menjadikan produk ekspor sebagai orientasi untuk dijual. Acara ini diselenggarakan di Bali.
Keempat ada Bandung Hijab Fest 2021 yang digelar dua edisi pada April dan Oktober 2022. Pada edisi pertama, acara ini mendapat omzet hingga 2,1 milyar. Jumlah ini bertambah menjadi 2,6 milyar pada edisi kedua yang digelar pada Oktober 2022.
“Berkaca dari omzetnya, aktivitas di e-commerce ini sangat membantu pelaku UMKM dalam menjual produknya,” ungkap Elly.
Selanjutnya, Pemkot Bandung melalui Disdagin telah memfasilitasi Sertifikasi Produk Halal dan juga Uji Mutu. Sejauh ini, fasilitas tersebut sudah dinikmati 100 UMKM untuk sertifikasi halal, dan 79 UMKM untuk uji mutu.
Terakhir, Disdagin juga menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Marketing. Tahun lalu, Bimtek ini sudah diikuti oleh 600 UMKM dengan menggandeng 3 toko digital (marketplace).
Sebagai informasi, acara Focus Group Discussion (FGD) Survey Kebutuhan Konsumen Terhadap Keamanan dan Kenyamanan Sistem e-commerce dihadiri pula oleh Megawati Simanjuntak selaku Ketua Komisi I Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perlindungan Konsumen RI, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Kota Bandung, perwakilan merchant dari Blibli, Shopee dan Tokopedia, serta perwakilan merchant atau pelaku UMKM di Kota Bandung yang menjalankan aktivitas jual beli daring.
Sumber : Diskominfo Kota Bandung