Tak Ada Kata Bosan, Sektor 22 Citarum Harum Sub 8 Olah Kohe, Wujudkan Lingkungan Bersih

TNI Polri589 Dilihat

Lembang, sekilasbandungraya.com – Tak ada alasan untuk bosan bagi Satgas Sektor 22 Citarum Harum Sub 8 dalam menjaga pelestarian lingkungan, terbukti pengolahan pupuk kompos terus dilaksanakannya.

Hal yang dilakukan demi kemajuan masyarakat yang ada di Desa Gudang Kahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Usai mengumpulkan limbah ternak hasil dari kotoran hewan, Sub 8 mengedukasi warga peternak yang berada di desa sekitar untuk lebih kreatif mengelola kotoran tersebut di olah dijadikan pupuk kompos.

Pantauan dilokasi, Dsnsub 8 Serma Rudi Irawan bersama anggota, tengah lakukan pembalikan pupuk kompos, yang tujuannya guna memastikan bahwa tumpukan kompos mendapatkan oksigen yang cukup untuk proses dekomposisi.

Baca Juga  Orientasi Lapangan Pengembangan Inovasi, Kades Cangkuang Wetan Sambut Rombongan Badung Bali

Disela aktivitasnya Serma Rudi menyebutkan, Pembalikan kompos mengisi ulang ruang-ruang di tumpukan dengan oksigen dan dapat mempercepat proses penguraian karena kompos membutuhkan oksigen secara terus-menerus.

“Jika dikerjakan dengan benar maka hasilnya pun akan sangat memuaskan, jika dikembangkan dan dikelola, hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga setempat, dimana limbah kotoran hewan ini bisa dimanfaatkan untuk pertanian,” ucapnya.

Namun tujuan kami yang utamanya adalah, lanjut Serma Rudi, mengajarkan kemandirian warga, dalam menjaga lingkungan agar tidak tercemar oleh kotoran hewan, karena bagi yang tidak tahu, kerap kotoran hewan ini di buang ke sungai, dan hal tersebut sangat tidak kami benarkan.

Baca Juga  Kabid Humas Polda Jabar : Polisi Tidak Hanya Sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat, Tetapi Peduli Lingkungan

“Untuk itu, tidak hanya dengan teori kami ajarkan warga, berikut dengan prakteknya dan secara langsung kami melakukannya, sehingga selain warga paham mungkin mereka yang memiliki ternak juga akan merasa malu, jika hasil limbah ternak (kohe) harus dibuang ke sungai, kami juga sudah membentuk kelompok peternak untuk dapat terus kami lakukan pembinaan, agar kedepan warga bisa lebih mandiri mengelola kohe yang dapat menjadikan penghasilan tambahan bagi warga,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *